Jumat, 20 Mei 2016

MAKALAH "METODE PENELITIAN ETNOGRAFI"

BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar belakang
Memahami masyarakat merupakan upaya yang selalu menarik untuk dilakukan. Berbagai perspektif sudah ditawarkan, namun tak satupun mampu memberikan jawaban tuntas. Masing-masing perspektif selalu memberikan pemahaman yang parsial.
Di tengah-tengah kesenjangan perpektif seperti itulah etnografi hadir. Etnografi berusaha memberikan pemahaman tanpa distorsi, karena ia berangkat dari pemahaman budaya masyarakat yang ingin dipahami, bukan dari asumsi arbitrer para peniliti.
Di Indonesia, etnografi kurang dikenal oleh kalangan ilmuwan pada umumnya. Hanya mereka yang bergerak di ranah antropologi yang akrab dengan genre metode penelitian ini. Padahal, etnografi, sebagaimana ditegaskan oleh banyak penulis , bisa digunakan oleh semua bidang ilmu yang ada, apa pun genrenya.
Dengan tujuan memperkenalkan etnografi ke dunia di luar antropologi ( dengan tidak mengabaikan mereka yang berkecimpung dalam dunia antropologi ), maka kami merasa penting untuk membuat makalah ini. Tidak lain agar perkembangan ilmu di Indonesia tetap relevan dengan kepentingan manusia, bukan demi kepentingan ilmu itu sendiri.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah pengertian metode etnografi
2. Etnografi dan kebudayaan.
3. Membuat kesimpulan budaya.
4. Untuk apa etnografi itu?
5. Bahasa dan penelitian lapangan.
6. Metode dan tekhnik pengumpulan data










BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Etnografi
Etnografi berasal dari kata ethnos yang berarti bangsa atau suku bangsa, dan graphy yang berarti tulisan. Jadi, etnografi berasal dari tulisan atau deskripsi mengenai kehidupan soial budaya suatu suku bangsa. Spradley menyatakan bahwa etnografi adalah menjelaskan suatu kebudayaan. Adapun Spindler, menyatakan bahwa etnografi adalah kegiatan antropologi di lapangan. Lebih lanjut ia menyatakan apabila seorang antropolog tidak memiliki pengalaman lapangan, ibarat seorang ahli bedah tidak memiliki pengalaman membedah.
Etnografi, diinjau secara harfiah, berarti tulisan atau laporan tentang suatu suku bangsa, yang ditulis oleh seorang antropolog atas hasil penelitian lapangan ( field work ) selama sekian bulan, ataau sekian tahun. Penelitian antropologis untuk menghasilkan laporan tersebut begitu khas, sehingga kemudian istilah etnografi juga digunakan untuk mengacu pada metode penelitian untuk menghasilkan laporan tersebut.[1]
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa etnografi bukan sekedar mengumpulkan data tentang orang atau kebudayaan, melainkan menggalinya lebih dalam lagi.
Etnografi, baik sebagai laporan penelitian maupun sebagai metode penelititan, dapat dianggap sebagai dasar dan asal-usul ilmu antropologi. Kutipan-kutipan kalimat dari beberapa tokoh besar antropologi seperti di bawah ini akan meyakinkan kita tentang kebenaran pernyataan di atas.
Margaret mead berkata,” Anthropology as a science is entirely dependent upon field work records made by individuals within living societies ” ( Antropologi sebagai sebuah ilmu pengetahuan secara keseluruhan tergantung pada laporan-laporan kajian lapangan yang dilakukan oleh indiviu-individu dalam masyarakat-masyarakat yang nyata hidup )
James Spradley mengatakan bahwa “ Ethnograpic fieldwork is the hallmark of cultural anthropology “ ( Kajian lapangan etnografi adalah tonggak antropologi cultural ). Jadi singkatnya, belajar tentang etnografi berarti belajar tentang jantung dari ilmu antropologi, khususnya antropologi sosial.
Ciri-ciri khas dari metode penelitian lapangan etnografi ini adalah sifatnya yang holistic-integratif, thick description, dan analisis kualitatif dalam rangka mendapatkan native’points of view ( bersifat holistic atau menyeluruh ). Artinya, kajian etnografi tidak hanya mengarahkan perhatiannya pada salah satu variable tertentu saja. Bentuk holistic didasarkan pada pandangan bahwa kebudayaan merupakan keseluruhan system yang terdiri dari satu kesatuan yang utuh. Teknik pengumpulan data yang utama adalah observasi-partisipasi dan wawancara terbuka dan mendalam, yang dilakukan dalam jangka waktu yang relative lama, bukan kunjungan singkat dengan daftar pertanyaan yang terstruktur seperti pada penelitian survey.
Jadi, etnografi adalah upaya untuk mendeskripsikan kebudayaan. Kebudayaan baik secara implicit maupun secara eksplisit terungkap melalui bahasa. Bahasa merupakan alat utama untuk menyebarkan kebudayaan dari satu generasi ke generasi berikutnya yang ditulis dalam bentuk linguistic. Sehingga, dalam studi etnografi, ethnolinguistik berfungsi untuk menggali kebudayaan.

B. Etnografi dan Kebudayaan                                   
Penelitian lapangan merupakan cirri dari antropologi budaya. Baik disebuah desa di Papua Nugini maupun di jalan-jalan New York, ahli antropologi berada di tempat di mana penduduk tinggal dan “ melakukan penelitian lapang “.[2] Ini berarti dia mengajukan pertanyaan-pertanyaan, menikmati berbagai masakan asing baginya, mempelajari bahasa baru, menyaksikan berbagai upacara, membuat catatan lapangan, mencuci pakaian, menulis surat kerumah, melacak garis keturunan , mengamati pertunjukkan, mewawancarai informan, dan berbagai hal lainya. Berbagai macam aktifitas ini seringkali mengaburkan tugas utama, yaitu melakukan penelitian etnografi. Makalah ini akan berusaha untuk menjelaskan tugas utama penelitian lapangan antropologi. Pada bagian ini kami akan berusaha menelusuri makna etnografi secara mendetail. Dan bagian berikutnya akan membahas bagaimana melakukan wawancara etnografi.
Etnografi merupakan pekerjaan mendeskripsikan suatu kebudayaan. Tujuan utama aktifitas ini adalah memahami suatu pandangan hidup dari sudut pandang penduduk asli. Sebagaimana dikemukakan oleh oleh Malinowski, tujuan etnografi adalah memahami sudut pandang penduduk asli, hubungannya dengan kehidupan, untuk mendapatkan pandangannya mengenai dunianya. Oleh karena itu, penelitian etnografi melibatkan aktifitas belajar mengenai dunia yang orang yang telah belajar melihat, mendengar, berpikir dan bertindak dengan cara-cara yang berbeda. Tidak hanya mempelajari masyarakat, lebih dari itu, etnografi berarti belajar dari masyarakat.
Inti dari etnografi adalah upaya memperhatikan makna tindakan dari kejadian yang menimpa orang yang ingin kita pahami. Beberapa makna ini terekspresikan na ini terekspresikan secara langsung dalam bahasa dan banyak diterima dan disampaikan hanya secara tidak langsung melaui kata dan perbuatan. Tetapi dalam setiap masyarakat, orang tetap menggunakan system makna yang kompleks ini untuk mengatur tingkah laku mereka, untuk memahami diri mereka sendiri dan untuk memahami orang lain., serta untuk memahami dunia di mana mereka hidup. System makna ini merupakan kebudayaan mereka, etnografi selalu mengimplikasikan teori kebudayaan.

C. Membuat Kesimpulan Budaya
Kebudayaan, sebagai pengetahuan yang dipelajari orang sebagai anggota dari suatu kelompok, tidak dapat diamati secara langsung. Orang-orang dimana mempelajari kebudayaan mereka dengan mengamati orang lain, mendengarkan mereka, dan kemudian membuat kesimpulan. Etnografer melakukan hal yang sama, yaitu dengan memahami hal yang dilihat dan didengarkan untuk menyimpulkan hal yang diketahui orang. Perbuatan ini meliputi pemikiran atas kenyataan/hal yang kita pahami atau atas hal yang kita asumsikan.anak-anak memperoleh kebudayaan mereka dari orang dewasa dan membuat kesimpulan mengenai berbagai aturan budaya untuk bertingkah laku, dengan kemahiran bahasa, proses belajar itu akan semakin cepat.[3]

Dalam melakukan kerja lapangan, etnografer membuat kesimpulan kebudayaan dari 3 sumber:
1.       Dari hal yang dikatakan orang
2.      Dari cara orang bertindak
3.      Dari berbagai artefak yang digunakan orang
Penting untuk diungkapkan bahwa mempelajari budaya yang eksplisit dengan menggunakan cara orang berbicara tidak menghilangkan perlunya kita membuat kesimpulan. Mempelajari budaya eksplisit hanya mempermudah tugas yang harus dilakukan
Bagaimanapun, sebagian besar kebudayaan terdiri atas pengetahuan implicit. Kita mengetahui semua berbagai hal sehingga kita tidak dapat menceritakan atau mengungkapkan secara langsung. Etnografer kemudian harus membuat kesimpulan mengenai hal yang diketahui orang dengan cara mendengarkan yang mereka katakan, dengan mengamati tingkah laku mereka, dan dengan mempelajari berbagai artefak dan manfaatnya. Dengan merujuk pada penemuan pengetahuan budaya yang implicit itu.
Seringkali etnografi menggunakan hal yang dikatakan oleh orang dalam upaya untuk mendeskripsikan budayaan mereka. Kebudayaan yang baik implicit maupun eksplisit terungkap melalui perkataan, baik dalam komentar sederhana maupun dalam wawancara panjang. Karena bahasa merupakan alat utama untuk menyebarkan kebudayaan dari Satu generasi ke generasi berkutnya, kebanyakan kebudayaan dituliskan dalam bentuk linguistic.
D. Untuk Apa Etnografi Itu?
Etnografi adalah suatu kebudayaan yang mempelajari kebudayaan lain. Etnografi merupkan suatu bangunan pengetahuan yang meliputi teknik penelitian, teori etnografi, dan berbagai macam deskripsi kebudayaan. Etnografi berulang kali bermakna untuk membangun suatu pengertian yang sistematik mengenai semua kebudayaan manusia dari perspektif orang yang telah mempelajari kebudayaan itu. Etnografi didasarkan pada asumsi berikut : pengetahuan dari semua kebudayaan sangat tinggi nilainya. Asumsi ini membutuhkan pengujian yang cermat. Untuk tujuan apa etnografer mengumpulkan informasi? Untuk alasan apakah kita berusaha menemukan apa yang harus diketahui orang untuk melintasi salju di kutub dengan kereta luncur yang ditarik dengan anjing, hidup di desa Malenesia yang jauh, atau bekerja diberbagai pencakar langit di New York? Siapa saja harus melakukan etnografi?[4]

1.Memahami Rumpun Manusia
Kita mulai dengan tujuan antropologi sosial, yaitu untuk mendeskripsikan dan menerangkan keteraturan serta berbagai variasi tingkah laku sosial. Mungkin gambaran paling menonjol dari manusia adalah divertasinya. Mengapa suatu rumpun ini menunjukkan suatu variasi semacam itu, menciptakan pola perkawinan yang berbeda, mengkonsumsi makanan yang berbeda, mempercayai tuhan yang berbeda?dsb.. jika kita harus memahami diversitas ini maka kita harus mulai dengan mendeskripsikannya secara hati-hati. Kebanyakan diversitas dalam rum harus memahami divertasi ini maka kita harus mulai dengan mendeskripsikannya secara hati-hati. Kebanyakan diversitas dalam rumpun manusia muncul, karena diversitas suatu generasi ke generasi berikutnya. Deskripsi kebudayaan, sebagai tugas utama dari etnografi, merupakan langkah pertama dalam memahami rumpun manusia.
Oleh karena itu, dalam pengertian yang paling umum, etnografi memberikan sumbangan secara langsung dalam deskripsi dan penjelasan keteraturan serta evaluasi dalam tingkah laku sosial manusia. Banyak ilmu sosial memiliki tujuan yang lebih terbatas. Dalam studi tingkah laku manapun, etnografi mempunyai peranan penting. Kita dapat mengidentifikasikan beberapa sumbangannya yang khas.
Menginformasikan teori-teori ikatan budaya. Masing-masing kebudayaan memiliki cara untuk melihat dunia. Kebudayaan memberikan kategori, tanda, dan juga mendefinisikan dunia dimana orang itu hidup. Kebudayaan mengandung berbagai asumsi mengenai sifat dasar realitas dan juga informasi yang spesifik mengenai realitas itu. Kebudayaan mencakup nilai-nilai yang menspesifikasikan hal yang baik, benar, dan bisa dipercaya.. apabila orang mempelajari kebudayaan, maka sanpai batas-batas tertentu dari terpenjara tanpa mengetahuinya. Para ahli antropologi mengatakan ha ini sebagai “ikatan budaya” ( culture bond ), yaitu hidup dalam realitas tertentu yang dipandang sebagai “ realitas “ yang benar.
Etnografi sendiri tidak lepas dari ikatan budaya. Namun, etnografi memberikan deskripsi yang mengungkapkan berbagai model penjelasan yang diciptakan oleh manusia. Etnografi dapat berperan sebagai penunjuk yang menunjukkan sifat dasar ikatan budaya teori-teori ilmu sosial.
Memahami masyarakat yang kompleks. Sampai sekarang ini, etnografi umumnya diturunkan ke berbagai kebudayaan kecil, non barat. Nilai untuk mempelajari masyarakat seperti ini sudah dapat diterima. Bagaimanapun, kita tidak banyak tahu tentang mereka, kita tidak dapat melakukan survey atau eksperimen, sehing etnografi tampaknya tepat. Tapi nilai etnografi dalam memahami kebudayaan kita sendiri sering kali diabaikan.[5]

E. Bahasa dan Penelitian Lapangan
Bahasa memegang peran penting dalam pengalaman manusia. Dalam membuat etnografi, bahasa menyusun catatan lapangan kita dan masuk kedalam setiap alisis dan wawasan . bahasa menyerap pertemuan kita dengan informan. Apapun yang pendekatan yang digunakan etnografer ( pengamatan terlibat,wawancara etnografis, mengumpulkan kisah-kisah kehidupan, campuran dari berbagai strategi) bahasa masuk kedalam setiap fase proses penelitian. Etnografer paling tidak dihadapkan pada dua bahasa ( bahasa mereka sendiri dan bahasa yang digunakan informan ). Jika kita membagi pekerjaan etnografi menjadi dua tugas utama, yaitu penemuan dan deskripsi, maka kita dapat melihat dengan jelas peran penting yang dimainkan oleh bahasa.

1. Bahasa dan Penemuan
Bahasa lebih dari sekedar alat mengkomuniaksikan realitas, bahasa merupakan alat menyusun realitas. Bahasa yang berbeda menciptakan dan mengekspresikan realitas yang berbeda. Bahasa yang berbeda memberikan pola-pola alternative untuk berpikir dan memahami. Dalam upaya untuk menemukan realitas budaya suatu kelompok penduduk tertentu, etnografer menghadapi satu pertanyaan penting; Bahasa apa yang akan saya gunakan untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan mencatat makna-makna yang saya temukan? Jawaban atas pertanyaan ini mempunyai implikasi yang sangat dalam bagi seluruh perkerjaan etnografis.
Karena etnografi pada mulanya dilakukan terhadap masyarakat non-Barat, maka mempelajari bahasa penduduk asli menduduki proriotas tertinggi. Mempelajari bahasa menjadi dasar dari penelitian lapangan. Mempelajari bahasa merupakan langkah paling awal dan penting utuk mencapai tujuan utama etnografi mendeskripsikan suatu kebudayaan dengan batasan-batasan sendiri.

2. Bahasa dan Deskripsi Etnografi
Hasil akhir dari pembuatan etnografi adalah suatu deskripsi verbal mengenai situasi budaya yang dipelajari. Bahkan film-film etnografi tidak mendeskripsikan tanpa berbagai statemen verbal yang memberitahu penonton hal-hal yang dapat dilihat orang yang difilmkan dan bagaimana mereka dapat menginterpretasikan suasana yang disajikan.
Oleh karena itu, deskripsi etnografi, tak dapat disangkal lagi melibatkan bahasa. Etnografer biasanya menulis dalam bahasa asli yang digunakannya atau dalam bahasa khalayak khususnya seperti mahasiswa, ahli, atau masyarakat umum. Tapi, bagaimana mungkin mendeskripsikan suatu budaya dalam istilah-istilahnya sendiri sementara menggunakan bahasa asing? Jawabannya terletak pada kenyataan bahwa setiap deskripsi etnografi merupakan suatu terjemahan. Demikianlah deskripsi etnografi harus menggunakan istilah-istilah asli ( native ) dan makna-maknanya juga menggunakan istilah yang digunakan oleh etnografer.

F. Metode dan Teknik Pengumpulan Data
Fase terpenting dari peneltian adalah pengumpulan data. Pengumpulan data tidak lain dari suatu proses pengadaan data untuk keperluan penelitian. Mustahil peneliti dapat menghasilkan temuan, kalau tidak memperoleh data.
Metode pengumpulan data sangat erat hubungannya dengan masalah penelitian yang ingin dipecahkan. Masalah memberi arah dan mempengaruhi penentuan metode pengumpulan data. Banyak masalah yang telah dirumuskan tidak dapat dipecahkan dengan baik, karena metode untuk memperoleh data yang diperlukan tidak dapat menghasilkan data seperti yang diinginkan.[6]
Dalam kamus besar bahasa Indonesia disebutkan bahwa metode adalah cara kerja yang bersistem (teratur) untuk mempermudah suatu kegiatan, atau untuk mencapai suatu hasil yang sudah ditentukan. diantara Metode yang cocok untuk studi etnografi antara lain :

1. Metode observasi/ pengamatan
Observasi dalam kamus besar Bahasa Indonesia berarti pengamatan atau peninjaun secara cermat. Metode observasi disebut juga metode pengamatan lapangan. Margono (2005:158) mengungkapkan bahwa, observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian.
Metode observasi dalam paradigma kualitatif penting untuk memahami latar belakang dengan fungsi yang berbeda-beda antara yang objektif, yang interpretif interaktif, dan yang interpretif grounded.[7]
Pada metode ini pengumpulan data dilakukan dengan mencatat semua kejadian atau fenomena yang diamatai ke dalam catatan lapangan ( field notes ).

a. Jenis-jenis metode pengamatan
Ada empat macam jenis pengamatan, yaitu :
1. Pengamatan biasa
Pengamatan yang dilakukan tanpa terlibat atau kontak langsung dengan informan yang menjadi sasaran penelitiannya.



2. Pengamatan terkendali
Konsepnya hampir sama dengan pengamatan biasa. Akan tetapi perbedaanya pada metode ini peneliti terlebih dahulu memilih secara khusus calon informan sehingga mudah untuk diamati.
3. Pengamatan terlibat
Atau bisa disebut pengamatan partisipasi, yaitu metode di mana selain mengamati, peneliti juga ikut terlibat dalam kegiatan yang berlangsung serta mengadakan hubungan emosional dan soial dengan para informannya. Metode yang dalam bahasa Jerman disebut “verstehen” ini merupakan metode paling umum digunakan dalam penelitian etnografi.
4. Pengamatan penuh
Yaitu penelitian mengidentifikasikan dirinya sebagai bagian dari masyarakat yang sedang diteliti. Peneliti sudah diterima dan masuk ke dalam struktur masyarakat yang diamatinya. Dalam kondisi seperti ini, peneliti dapat dengan mudah bergaul.

b. Kelebihan dan Kekurangan Metode Pengamatan/ Observasi
Adapun kelebihan dan kekurangan metode observasi adalah :
1.      Kelebihan observasi antara lain :[8]
a.       Peneliti mengetahui kejadian sebenarnya sehingga informasinya diperoleh langsung dan hasilnya akurat.
b.      Peneliti dapat mencatat kebenaran yang sedang terjadi.
c.       Peneliti dapat memahami subtansi sehingga ia dapat belajar dari pengalaman yang sulit dilupakan.
d.      Memudahkan peneliti dalam memahami perilaku yang kompleks.
e.       Bagi informan yang tidak memiliki waktu masi bisa memberikan kontribusi dengan mengijinkan untuk diobservasi.
f.       Observasi memungkinkan pengumpulan data yang tidak mungkin dilakukan oleh teknik lain.

2.      Kekurangan observasi antar lain :
a.       Memakan waktu yang lama
b.      Tergantung pada kepiawaian pengamat. Kalau pengamatnya kurang kualified dapat menimbulkan bias dan data bisa terdistori.
c.       Observer apalagi yang dikenal dan disegani bisa mempengaruhi perilaku partisipan sehingga situasinya bisa menjadi dibuat-buat dan kaku.
d.      Observer yang berperanserta kurang memiliki waktu untuk membuat catatan hasil pengamatannya.
e.       Menghasilkan data yang banyak dan kadang tidak sistematis sehingga menyulitkan peneliti untuk menganalisisnya.

c. Prinsip-prinsip pengamatan
Beberapan prinsip yang harus diperhatikan oleh para peneliti sebelum mengadakan pengamatan, antara lain :
• Pengamatan harus dilakukan secara cermat, jujur, objectife, serta terfokus.
• Mempertimbangkan luas-tidaknya objek yang diteliti. Yang perlu diingat adalah semakin banyak objek yang diamati, maka pengamatan semakin sulit dilakukan.
• Menentukan cara dan prosedur pengamatan terlebih dahulu.
• Merencanakan apa saja yang akan dicatat serta bagaimana cara membuat catatan pengamatan.

2. Metode wawancara
Wawancara etnografi merupakan jenis peristiwa percakapan (speech event) yang khusus. Metode wawancara merupakan metode untuk memperoleh data dengan mengajukan beberapa pertanyaan kepada informan.
a. Jenis-jenis Wawancara
1.      Wawancara berencana, yaitu wawancara yang dilaksanakan melalui teknik-teknik tertentu, antara lain menyusun sejumlah pertanyaan sedemikian rupa dalam bentuk angket questioner.
2.      Wawancara tidak berencana, yaitu wawancara yang tidak direncanakan secara sistematis dan tidak menggunakan pedoman wawancara. Wawancara ini dilaksanakan untuk memperoleh tanggapan tentang pandangan hidup, system keyakinan, atau keagamaan.
Metode wawancara tidak berencana masih terbagi lagi menjadi 2 macam yaitu :
a. Wawancara terfokus (focused interview), yaitu terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang tidak berstruktur, tetapi terpusat pada satu pokok.
b. Wawancara bebas (free interview), yaitu pertanyaan yang tidak terpusat, melainkan dapat berpindah-pindah pokok pertanyaan.

Adapun jika dilihat dari bentuk pertanyaannya, kedua wawancara di atas dapat dibagi lagi menjadi 2 kategori yaitu :

1. Wawancara tertutup, yaitu terdiri dari berbagai pertanyaan yang jawabannya terbatas. Terkadang pilihan jawaban hanya berbentuk “ya” dan “tidak”.
2. Wawancara terbuka, yaitu pertanyaan yang jawabannya berupa keterangan atau cerita yang luas.

b. Kelebihan dan Kekurangan Metode wawancara :
1.      Kelebihannya antara lain :
a.        Data yang diperoleh sesuai dengan harapan dan tujuan peneliti.
b.      Dapat memperoleh data yang sifatnya pribadi.
c.       Akan terjadi hubungan yang baik (rapport) antara pewawancara dengan yang diwawancarai.

2.      Kelemahannya antar lain :
a.       Memerlukan waktu yang cukup lama.
b.      Memerlukan biaya yang cukup besar.
c.       Sulit mencari waktu yang tepat untuk mengadakan wawancara.

c. Teknik Bertanya dalam Wawancara
Seorang peneliti dalam melakukan wawancara, baik yang sifatnya tertutup maupun terbuka, harus memperhatikan beberapa ketentuan berikut :
1.      Menghindari kata-kata yang mempunyai dua arti kata atau lebih.
2.      Menghindari pertanyaan-pertanyaan panjang.
3.  Membuat pertanyaan sekonkrit mungkin dengan penunjuk waktu dan lokasi yang konkret  pula.
4.      Mengajukan pertanyaan yang mengenai pengalaman konkret informan.
5.      Membatasi alternative jawaban. Hal ini dilakukan agar informan tidak bingung dan dapat menjawab peratanyaan dengan baik.
6.      Dalam wawancara tentang hal-hal yang membuat informan canggung dan malu, peneliti hendaknya menghaluskan beberapa istilah.

d. Tahapan Wawancara
Dalam melakukan wawancara, peneliti harus memahami terlebih dahulu beberapa tahapan yang harus dilaui. Hal ini bertujuan untuk agar ketika peneliti terjun kelapangan untuk mengadakan wawancara, peneliti tidak canggung sehingga proses wawancara dapat berjalan lancar. Beberapa tahapan yang harus dilalui antara lain :
1.      Tahap persiapan
Pada tahap ini, pewawancara menyeleksi terlebih dahulu informan, kemudian mengadakan pendekatan terhadap individu yang telah diseleksi, serta membina komunikasi yang baik dengan tujuan agar informan bersedia menjwab dengan jujur, objektif, kooperatif, dan memberikan informasi sebanyak-banyaknya.
2.      Tahap pelaksanaan
Ketika akan memulai wawancara, peneliti hendaknya menjelaskan identitas pribadi, maksud dan tujuan wawancara, serta sifat wawancara (rahasia atau tidak).
3.      Tahap Pencatatan
Pencatatan data wawancara dapat dilakukan melalui beberapa cara, yaitu :
a.       Pencatatan langsung pada saat wawancara.
b.      Pencatatan dengan ingatan.
c.       Pencatatan dengan alat perekam.
d.      Pencatatan dengan field rating.
e.       Pencatatan dengan field coding.







  


BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Etnografi, diinjau secara harfiah, berarti tulisan atau laporan tentang suatu suku bangsa, yang ditulis oleh seorang antropolog atas hasil penelitian lapangan ( field work ) selama sekian bulan, ataau sekian tahun. Penelitian antropologis untuk menghasilkan laporan tersebut begitu khas, sehingga kemudian istilah etnografi juga digunakan untuk mengacu pada metode penelitian untuk menghasilkan laporan tersebut.
Etnografi merupakan pekerjaan mendeskripsikan suatu kebudayaan. Tujuan utama aktifitas ini adalah memahami suatu pandangan hidup dari sudut pandang penduduk asli. Sebagaimana dikemukakan oleh oleh Malinowski, tujuan etnografi adalah memahami sudut pandang penduduk asli, hubungannya dengan kehidupan, untuk mendapatkan pandangannya mengenai dunianya. Oleh karena itu, penelitian etnografi melibatkan aktifitas belajar mengenai dunia yang orang yang telah belajar melihat, mendengar, berpikir dan bertindak dengan cara-cara yang berbeda. Tidak hanya mempelajari masyarakat, lebih dari itu, etnografi berarti belajar dari masyarakat.
Etnografi adalah suatu kebudayaan yang mempelajari kebudayaan lain. Etnografi merupkan suatu bangunan pengetahuan yang meliputi teknik penelitian, teori etnografi, dan berbagai macam deskripsi kebudayaan.
Selain menggunakan metode observasi partisipasi dan wawancara, studi etnografi juga dapat dilakukan melalui fieldwork sendiri dalam waktu yang cukup lama. Dalam studi etnografi, istilah bagi orang yang diwawancarai oleh antropolog adalah informan kerena fungsinya sebagai pemberi informasi mendalam (depth interview) dalam pertanyaan terbuka.
Bahasa memegang peran penting dalam pengalaman manusia. Dalam membuat etnografi, bahasa menyusuan catatan lapangan kita dan masuk kedalam setiap alisis dan wawasan . bahasa menyerap pertemuan kita dengan informan.




DAFTAR PUSTAKA

Spradley, James.P. 1997. Metode Etnografi. Yogyakarta : Tiara Wacana Yogyakarta
Mulyana, Deddy. 2013. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung :PT. Remaja Rosdakarya
Satori, Djam’an, Komariah Aan. 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Cv. Alfabeta.
Muhadjir, Neong. 2011. .Metodologi Penelitian Paradigma Positivisme Objektif. Yogyakata : Penerbit Rake Sarasin.
Koentjaraningrat. 2002. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta : PT. Rineka Cipta.



[1] James P.Spradley, metode etnografi (Jakarta : PT. Tiara Wacana Yogya, 1997), hlm. Xv
[2] Lihat Morries Frellich (1970), solon T. Kimball & James B. Watson (1972), dan George Spindler (1970) Untuk tulisan mengenai penelitian lapangan.
[3] James P.Spradley, metode etnografi (Jakarta : PT. Tiara Wacana Yogya, 1997), hlm. 10
[4] James P.Spradley, metode etnografi (Jakarta : PT. Tiara Wacana Yogya, 1997), hlm. 13
[5] James P.Spradley, metode etnografi (Jakarta : PT. Tiara Wacana Yogya, 1997), hlm 17
[6] Djam’an satori, Aan Komariah, Metodologi penelitian kualitatif, Cv Alfabeta Bandung 2014. Hal 103.
[7] Neong Muhadjir, Metodologi penelitian,Penerbit Rake Sarasin 2011. Hal 351.
[8] Djam’an satori, Aan Komariah, Metodologi penelitian kualitatif, Cv Alfabeta Bandung 2014. Hal 125.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar