BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Etnografi
Etnografi
berasal dari kata ethnos yang berarti bangsa atau suku bangsa, dan graphy yang
berarti tulisan. Jadi, etnografi berasal dari tulisan atau deskripsi mengenai
kehidupan soial budaya suatu suku bangsa. Spradley menyatakan bahwa etnografi
adalah menjelaskan suatu kebudayaan. Adapun Spindler, menyatakan bahwa
etnografi adalah kegiatan antropologi di lapangan. Lebih lanjut ia menyatakan
apabila seorang antropolog tidak memiliki pengalaman lapangan, ibarat seorang
ahli bedah tidak memiliki pengalaman membedah.
Etnografi,
diinjau secara harfiah, berarti tulisan atau laporan tentang suatu suku bangsa,
yang ditulis oleh seorang antropolog atas hasil penelitian lapangan ( field
work ) selama sekian bulan, ataau sekian tahun. Penelitian antropologis untuk
menghasilkan laporan tersebut begitu khas, sehingga kemudian istilah etnografi
juga digunakan untuk mengacu pada metode penelitian untuk menghasilkan laporan
tersebut.
Berdasarkan
beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa etnografi bukan sekedar
mengumpulkan data tentang orang atau kebudayaan, melainkan menggalinya lebih
dalam lagi.
Etnografi,
baik sebagai laporan penelitian maupun sebagai metode penelititan, dapat
dianggap sebagai dasar dan asal-usul ilmu antropologi. Kutipan-kutipan kalimat
dari beberapa tokoh besar antropologi seperti di bawah ini akan meyakinkan kita
tentang kebenaran pernyataan di atas.
Margaret
mead berkata,” Anthropology as a science is entirely dependent upon field work
records made by individuals within living societies ” ( Antropologi sebagai
sebuah ilmu pengetahuan secara keseluruhan tergantung pada laporan-laporan
kajian lapangan yang dilakukan oleh indiviu-individu dalam
masyarakat-masyarakat yang nyata hidup )
James
Spradley mengatakan bahwa “ Ethnograpic fieldwork is the hallmark of cultural
anthropology “ ( Kajian lapangan etnografi adalah tonggak antropologi cultural
). Jadi singkatnya, belajar tentang etnografi berarti belajar tentang jantung
dari ilmu antropologi, khususnya antropologi sosial.
Ciri-ciri
khas dari metode penelitian lapangan etnografi ini adalah sifatnya yang
holistic-integratif, thick description, dan analisis kualitatif dalam rangka
mendapatkan native’points of view ( bersifat holistic atau menyeluruh ).
Artinya, kajian etnografi tidak hanya mengarahkan perhatiannya pada salah satu
variable tertentu saja. Bentuk holistic didasarkan pada pandangan bahwa
kebudayaan merupakan keseluruhan system yang terdiri dari satu kesatuan yang
utuh. Teknik pengumpulan data yang utama adalah observasi-partisipasi dan
wawancara terbuka dan mendalam, yang dilakukan dalam jangka waktu yang relative
lama, bukan kunjungan singkat dengan daftar pertanyaan yang terstruktur seperti
pada penelitian survey.
Jadi,
etnografi adalah upaya untuk mendeskripsikan kebudayaan. Kebudayaan baik secara
implicit maupun secara eksplisit terungkap melalui bahasa. Bahasa merupakan
alat utama untuk menyebarkan kebudayaan dari satu generasi ke generasi
berikutnya yang ditulis dalam bentuk linguistic. Sehingga, dalam studi
etnografi, ethnolinguistik berfungsi untuk menggali kebudayaan.
B.
Etnografi dan Kebudayaan
Penelitian
lapangan merupakan cirri dari antropologi budaya. Baik disebuah desa di Papua
Nugini maupun di jalan-jalan New York, ahli antropologi berada di tempat di
mana penduduk tinggal dan “ melakukan penelitian lapang “.
Ini berarti dia mengajukan pertanyaan-pertanyaan, menikmati berbagai masakan
asing baginya, mempelajari bahasa baru, menyaksikan berbagai upacara, membuat
catatan lapangan, mencuci pakaian, menulis surat kerumah, melacak garis
keturunan , mengamati pertunjukkan, mewawancarai informan, dan berbagai hal
lainya. Berbagai macam aktifitas ini seringkali mengaburkan tugas utama, yaitu
melakukan penelitian etnografi. Makalah ini akan berusaha untuk menjelaskan
tugas utama penelitian lapangan antropologi. Pada bagian ini kami akan berusaha
menelusuri makna etnografi secara mendetail. Dan bagian berikutnya akan
membahas bagaimana melakukan wawancara etnografi.
Etnografi
merupakan pekerjaan mendeskripsikan suatu kebudayaan. Tujuan utama aktifitas
ini adalah memahami suatu pandangan hidup dari sudut pandang penduduk asli.
Sebagaimana dikemukakan oleh oleh Malinowski, tujuan etnografi adalah memahami
sudut pandang penduduk asli, hubungannya dengan kehidupan, untuk mendapatkan
pandangannya mengenai dunianya. Oleh karena itu, penelitian etnografi
melibatkan aktifitas belajar mengenai dunia yang orang yang telah belajar
melihat, mendengar, berpikir dan bertindak dengan cara-cara yang berbeda. Tidak
hanya mempelajari masyarakat, lebih dari itu, etnografi berarti belajar dari
masyarakat.
Inti
dari etnografi adalah upaya memperhatikan makna tindakan dari kejadian yang
menimpa orang yang ingin kita pahami. Beberapa makna ini terekspresikan na ini
terekspresikan secara langsung dalam bahasa dan banyak diterima dan disampaikan
hanya secara tidak langsung melaui kata dan perbuatan. Tetapi dalam setiap
masyarakat, orang tetap menggunakan system makna yang kompleks ini untuk
mengatur tingkah laku mereka, untuk memahami diri mereka sendiri dan untuk
memahami orang lain., serta untuk memahami dunia di mana mereka hidup. System
makna ini merupakan kebudayaan mereka, etnografi selalu mengimplikasikan teori
kebudayaan.
C.
Membuat Kesimpulan Budaya
Kebudayaan,
sebagai pengetahuan yang dipelajari orang sebagai anggota dari suatu kelompok,
tidak dapat diamati secara langsung. Orang-orang dimana mempelajari kebudayaan
mereka dengan mengamati orang lain, mendengarkan mereka, dan kemudian membuat
kesimpulan. Etnografer melakukan hal yang sama, yaitu dengan memahami hal yang
dilihat dan didengarkan untuk menyimpulkan hal yang diketahui orang. Perbuatan
ini meliputi pemikiran atas kenyataan/hal yang kita pahami atau atas hal yang
kita asumsikan.anak-anak memperoleh kebudayaan mereka dari orang dewasa dan
membuat kesimpulan mengenai berbagai aturan budaya untuk bertingkah laku,
dengan kemahiran bahasa, proses belajar itu akan semakin cepat.
Dalam
melakukan kerja lapangan, etnografer membuat kesimpulan kebudayaan dari 3
sumber:
1. Dari hal yang dikatakan orang
2. Dari
cara orang bertindak
3. Dari
berbagai artefak yang digunakan orang
Penting
untuk diungkapkan bahwa mempelajari budaya yang eksplisit dengan menggunakan
cara orang berbicara tidak menghilangkan perlunya kita membuat kesimpulan.
Mempelajari budaya eksplisit hanya mempermudah tugas yang harus dilakukan
Bagaimanapun,
sebagian besar kebudayaan terdiri atas pengetahuan implicit. Kita mengetahui
semua berbagai hal sehingga kita tidak dapat menceritakan atau mengungkapkan
secara langsung. Etnografer kemudian harus membuat kesimpulan mengenai hal yang
diketahui orang dengan cara mendengarkan yang mereka katakan, dengan mengamati
tingkah laku mereka, dan dengan mempelajari berbagai artefak dan manfaatnya.
Dengan merujuk pada penemuan pengetahuan budaya yang implicit itu.
Seringkali
etnografi menggunakan hal yang dikatakan oleh orang dalam upaya untuk
mendeskripsikan budayaan mereka. Kebudayaan yang baik implicit maupun eksplisit
terungkap melalui perkataan, baik dalam komentar sederhana maupun dalam
wawancara panjang. Karena bahasa merupakan alat utama untuk menyebarkan
kebudayaan dari Satu generasi ke generasi berkutnya, kebanyakan kebudayaan dituliskan
dalam bentuk linguistic.
D.
Untuk Apa Etnografi Itu?
Etnografi
adalah suatu kebudayaan yang mempelajari kebudayaan lain. Etnografi merupkan
suatu bangunan pengetahuan yang meliputi teknik penelitian, teori etnografi,
dan berbagai macam deskripsi kebudayaan. Etnografi berulang kali bermakna untuk
membangun suatu pengertian yang sistematik mengenai semua kebudayaan manusia
dari perspektif orang yang telah mempelajari kebudayaan itu. Etnografi
didasarkan pada asumsi berikut : pengetahuan dari semua kebudayaan sangat
tinggi nilainya. Asumsi ini membutuhkan pengujian yang cermat. Untuk tujuan apa
etnografer mengumpulkan informasi? Untuk alasan apakah kita berusaha menemukan
apa yang harus diketahui orang untuk melintasi salju di kutub dengan kereta
luncur yang ditarik dengan anjing, hidup di desa Malenesia yang jauh, atau
bekerja diberbagai pencakar langit di New York? Siapa saja harus melakukan
etnografi?
1.Memahami
Rumpun Manusia
Kita
mulai dengan tujuan antropologi sosial, yaitu untuk mendeskripsikan dan
menerangkan keteraturan serta berbagai variasi tingkah laku sosial. Mungkin
gambaran paling menonjol dari manusia adalah divertasinya. Mengapa suatu rumpun
ini menunjukkan suatu variasi semacam itu, menciptakan pola perkawinan yang
berbeda, mengkonsumsi makanan yang berbeda, mempercayai tuhan yang
berbeda?dsb.. jika kita harus memahami diversitas ini maka kita harus mulai
dengan mendeskripsikannya secara hati-hati. Kebanyakan diversitas dalam rum
harus memahami divertasi ini maka kita harus mulai dengan mendeskripsikannya
secara hati-hati. Kebanyakan diversitas dalam rumpun manusia muncul, karena
diversitas suatu generasi ke generasi berikutnya. Deskripsi kebudayaan, sebagai
tugas utama dari etnografi, merupakan langkah pertama dalam memahami rumpun
manusia.
Oleh
karena itu, dalam pengertian yang paling umum, etnografi memberikan sumbangan
secara langsung dalam deskripsi dan penjelasan keteraturan serta evaluasi dalam
tingkah laku sosial manusia. Banyak ilmu sosial memiliki tujuan yang lebih
terbatas. Dalam studi tingkah laku manapun, etnografi mempunyai peranan penting.
Kita dapat mengidentifikasikan beberapa sumbangannya yang khas.
Menginformasikan
teori-teori ikatan budaya. Masing-masing kebudayaan memiliki cara untuk melihat
dunia. Kebudayaan memberikan kategori, tanda, dan juga mendefinisikan dunia
dimana orang itu hidup. Kebudayaan mengandung berbagai asumsi mengenai sifat
dasar realitas dan juga informasi yang spesifik mengenai realitas itu.
Kebudayaan mencakup nilai-nilai yang menspesifikasikan hal yang baik, benar,
dan bisa dipercaya.. apabila orang mempelajari kebudayaan, maka sanpai
batas-batas tertentu dari terpenjara tanpa mengetahuinya. Para ahli antropologi
mengatakan ha ini sebagai “ikatan budaya” ( culture bond ), yaitu hidup dalam
realitas tertentu yang dipandang sebagai “ realitas “ yang benar.
Etnografi
sendiri tidak lepas dari ikatan budaya. Namun, etnografi memberikan deskripsi
yang mengungkapkan berbagai model penjelasan yang diciptakan oleh manusia.
Etnografi dapat berperan sebagai penunjuk yang menunjukkan sifat dasar ikatan
budaya teori-teori ilmu sosial.
Memahami
masyarakat yang kompleks. Sampai sekarang ini, etnografi umumnya diturunkan ke
berbagai kebudayaan kecil, non barat. Nilai untuk mempelajari masyarakat
seperti ini sudah dapat diterima. Bagaimanapun, kita tidak banyak tahu tentang mereka,
kita tidak dapat melakukan survey atau eksperimen, sehing etnografi tampaknya
tepat. Tapi nilai etnografi dalam memahami kebudayaan kita sendiri sering kali
diabaikan.
E.
Bahasa dan Penelitian Lapangan
Bahasa
memegang peran penting dalam pengalaman manusia. Dalam membuat etnografi,
bahasa menyusun catatan lapangan kita dan masuk kedalam setiap alisis dan
wawasan . bahasa menyerap pertemuan kita dengan informan. Apapun yang
pendekatan yang digunakan etnografer ( pengamatan terlibat,wawancara etnografis,
mengumpulkan kisah-kisah kehidupan, campuran dari berbagai strategi) bahasa
masuk kedalam setiap fase proses penelitian. Etnografer paling tidak dihadapkan
pada dua bahasa ( bahasa mereka sendiri dan bahasa yang digunakan informan ).
Jika kita membagi pekerjaan etnografi menjadi dua tugas utama, yaitu penemuan
dan deskripsi, maka kita dapat melihat dengan jelas peran penting yang
dimainkan oleh bahasa.
1.
Bahasa dan Penemuan
Bahasa
lebih dari sekedar alat mengkomuniaksikan realitas, bahasa merupakan alat
menyusun realitas. Bahasa yang berbeda menciptakan dan mengekspresikan realitas
yang berbeda. Bahasa yang berbeda memberikan pola-pola alternative untuk
berpikir dan memahami. Dalam upaya untuk menemukan realitas budaya suatu
kelompok penduduk tertentu, etnografer menghadapi satu pertanyaan penting;
Bahasa apa yang akan saya gunakan untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan
mencatat makna-makna yang saya temukan? Jawaban atas pertanyaan ini mempunyai
implikasi yang sangat dalam bagi seluruh perkerjaan etnografis.
Karena
etnografi pada mulanya dilakukan terhadap masyarakat non-Barat, maka
mempelajari bahasa penduduk asli menduduki proriotas tertinggi. Mempelajari
bahasa menjadi dasar dari penelitian lapangan. Mempelajari bahasa merupakan
langkah paling awal dan penting utuk mencapai tujuan utama etnografi
mendeskripsikan suatu kebudayaan dengan batasan-batasan sendiri.
2.
Bahasa dan Deskripsi Etnografi
Hasil
akhir dari pembuatan etnografi adalah suatu deskripsi verbal mengenai situasi
budaya yang dipelajari. Bahkan film-film etnografi tidak mendeskripsikan tanpa
berbagai statemen verbal yang memberitahu penonton hal-hal yang dapat dilihat
orang yang difilmkan dan bagaimana mereka dapat menginterpretasikan suasana
yang disajikan.
Oleh
karena itu, deskripsi etnografi, tak dapat disangkal lagi melibatkan bahasa.
Etnografer biasanya menulis dalam bahasa asli yang digunakannya atau dalam
bahasa khalayak khususnya seperti mahasiswa, ahli, atau masyarakat umum. Tapi,
bagaimana mungkin mendeskripsikan suatu budaya dalam istilah-istilahnya sendiri
sementara menggunakan bahasa asing? Jawabannya terletak pada kenyataan bahwa
setiap deskripsi etnografi merupakan suatu terjemahan. Demikianlah deskripsi
etnografi harus menggunakan istilah-istilah asli ( native ) dan makna-maknanya
juga menggunakan istilah yang digunakan oleh etnografer.
F.
Metode dan Teknik Pengumpulan Data
Fase
terpenting dari peneltian adalah pengumpulan data. Pengumpulan data tidak lain
dari suatu proses pengadaan data untuk keperluan penelitian. Mustahil peneliti
dapat menghasilkan temuan, kalau tidak memperoleh data.
Metode
pengumpulan data sangat erat hubungannya dengan masalah penelitian yang ingin
dipecahkan. Masalah memberi arah dan mempengaruhi penentuan metode pengumpulan
data. Banyak masalah yang telah dirumuskan tidak dapat dipecahkan dengan baik,
karena metode untuk memperoleh data yang diperlukan tidak dapat menghasilkan
data seperti yang diinginkan.
Dalam
kamus besar bahasa Indonesia disebutkan bahwa metode adalah cara kerja yang bersistem
(teratur) untuk mempermudah suatu kegiatan, atau untuk mencapai suatu hasil
yang sudah ditentukan. diantara Metode yang cocok untuk studi etnografi antara
lain :
1.
Metode observasi/ pengamatan
Observasi
dalam kamus besar Bahasa Indonesia berarti pengamatan atau peninjaun secara
cermat. Metode observasi disebut juga metode pengamatan lapangan. Margono
(2005:158) mengungkapkan bahwa, observasi diartikan sebagai pengamatan dan
pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian.
Metode
observasi dalam paradigma kualitatif penting untuk memahami latar belakang
dengan fungsi yang berbeda-beda antara yang objektif, yang interpretif
interaktif, dan yang interpretif grounded.
Pada
metode ini pengumpulan data dilakukan dengan mencatat semua kejadian atau
fenomena yang diamatai ke dalam catatan lapangan ( field notes ).
a.
Jenis-jenis metode pengamatan
Ada
empat macam jenis pengamatan, yaitu :
1.
Pengamatan biasa
Pengamatan
yang dilakukan tanpa terlibat atau kontak langsung dengan informan yang menjadi
sasaran penelitiannya.
2.
Pengamatan terkendali
Konsepnya
hampir sama dengan pengamatan biasa. Akan tetapi perbedaanya pada metode ini
peneliti terlebih dahulu memilih secara khusus calon informan sehingga mudah
untuk diamati.
3.
Pengamatan terlibat
Atau
bisa disebut pengamatan partisipasi, yaitu metode di mana selain mengamati,
peneliti juga ikut terlibat dalam kegiatan yang berlangsung serta mengadakan
hubungan emosional dan soial dengan para informannya. Metode yang dalam bahasa
Jerman disebut “verstehen” ini merupakan metode paling umum digunakan dalam
penelitian etnografi.
4.
Pengamatan penuh
Yaitu
penelitian mengidentifikasikan dirinya sebagai bagian dari masyarakat yang
sedang diteliti. Peneliti sudah diterima dan masuk ke dalam struktur masyarakat
yang diamatinya. Dalam kondisi seperti ini, peneliti dapat dengan mudah
bergaul.
b.
Kelebihan dan Kekurangan Metode Pengamatan/ Observasi
Adapun
kelebihan dan kekurangan metode observasi adalah :
1. Kelebihan
observasi antara lain :
a. Peneliti
mengetahui kejadian sebenarnya sehingga informasinya diperoleh langsung dan
hasilnya akurat.
b. Peneliti
dapat mencatat kebenaran yang sedang terjadi.
c. Peneliti
dapat memahami subtansi sehingga ia dapat belajar dari pengalaman yang sulit dilupakan.
d. Memudahkan
peneliti dalam memahami perilaku yang kompleks.
e. Bagi
informan yang tidak memiliki waktu masi bisa memberikan kontribusi dengan
mengijinkan untuk diobservasi.
f. Observasi
memungkinkan pengumpulan data yang tidak mungkin dilakukan oleh teknik lain.
2. Kekurangan
observasi antar lain :
a. Memakan
waktu yang lama
b. Tergantung
pada kepiawaian pengamat. Kalau pengamatnya kurang kualified dapat menimbulkan
bias dan data bisa terdistori.
c. Observer
apalagi yang dikenal dan disegani bisa mempengaruhi perilaku partisipan
sehingga situasinya bisa menjadi dibuat-buat dan kaku.
d. Observer
yang berperanserta kurang memiliki waktu untuk membuat catatan hasil
pengamatannya.
e. Menghasilkan
data yang banyak dan kadang tidak sistematis sehingga menyulitkan peneliti untuk
menganalisisnya.
c.
Prinsip-prinsip pengamatan
Beberapan
prinsip yang harus diperhatikan oleh para peneliti sebelum mengadakan
pengamatan, antara lain :
•
Pengamatan harus dilakukan secara cermat, jujur, objectife, serta terfokus.
•
Mempertimbangkan luas-tidaknya objek yang diteliti. Yang perlu diingat adalah
semakin banyak objek yang diamati, maka pengamatan semakin sulit dilakukan.
•
Menentukan cara dan prosedur pengamatan terlebih dahulu.
•
Merencanakan apa saja yang akan dicatat serta bagaimana cara membuat catatan
pengamatan.
2.
Metode wawancara
Wawancara
etnografi merupakan jenis peristiwa percakapan (speech event) yang khusus.
Metode wawancara merupakan metode untuk memperoleh data dengan mengajukan
beberapa pertanyaan kepada informan.
a.
Jenis-jenis Wawancara
1. Wawancara
berencana, yaitu wawancara yang dilaksanakan melalui teknik-teknik tertentu,
antara lain menyusun sejumlah pertanyaan sedemikian rupa dalam bentuk angket
questioner.
2. Wawancara
tidak berencana, yaitu wawancara yang tidak direncanakan secara sistematis dan
tidak menggunakan pedoman wawancara. Wawancara ini dilaksanakan untuk
memperoleh tanggapan tentang pandangan hidup, system keyakinan, atau keagamaan.
Metode
wawancara tidak berencana masih terbagi lagi menjadi 2 macam yaitu :
a.
Wawancara terfokus (focused interview), yaitu terdiri dari
pertanyaan-pertanyaan yang tidak berstruktur, tetapi terpusat pada satu pokok.
b.
Wawancara bebas (free interview), yaitu pertanyaan yang tidak terpusat,
melainkan dapat berpindah-pindah pokok pertanyaan.
1.
Wawancara tertutup, yaitu terdiri dari berbagai pertanyaan yang jawabannya
terbatas. Terkadang pilihan jawaban hanya berbentuk “ya” dan “tidak”.
2.
Wawancara terbuka, yaitu pertanyaan yang jawabannya berupa keterangan atau
cerita yang luas.
b.
Kelebihan dan Kekurangan Metode wawancara :
1. Kelebihannya
antara lain :
a. Data yang diperoleh sesuai dengan harapan dan
tujuan peneliti.
b. Dapat
memperoleh data yang sifatnya pribadi.
c. Akan
terjadi hubungan yang baik (rapport) antara pewawancara dengan yang
diwawancarai.
2. Kelemahannya
antar lain :
a. Memerlukan
waktu yang cukup lama.
b. Memerlukan
biaya yang cukup besar.
c. Sulit
mencari waktu yang tepat untuk mengadakan wawancara.
c.
Teknik Bertanya dalam Wawancara
Seorang
peneliti dalam melakukan wawancara, baik yang sifatnya tertutup maupun terbuka,
harus memperhatikan beberapa ketentuan berikut :
1. Menghindari
kata-kata yang mempunyai dua arti kata atau lebih.
2. Menghindari
pertanyaan-pertanyaan panjang.
3. Membuat
pertanyaan sekonkrit mungkin dengan penunjuk waktu dan lokasi yang konkret pula.
4. Mengajukan
pertanyaan yang mengenai pengalaman konkret informan.
5. Membatasi
alternative jawaban. Hal ini dilakukan agar informan tidak bingung dan dapat
menjawab peratanyaan dengan baik.
6. Dalam
wawancara tentang hal-hal yang membuat informan canggung dan malu, peneliti
hendaknya menghaluskan beberapa istilah.
d.
Tahapan Wawancara
Dalam
melakukan wawancara, peneliti harus memahami terlebih dahulu beberapa tahapan
yang harus dilaui. Hal ini bertujuan untuk agar ketika peneliti terjun
kelapangan untuk mengadakan wawancara, peneliti tidak canggung sehingga proses
wawancara dapat berjalan lancar. Beberapa tahapan yang harus dilalui antara
lain :
1. Tahap
persiapan
Pada tahap ini, pewawancara menyeleksi
terlebih dahulu informan, kemudian mengadakan pendekatan terhadap individu yang
telah diseleksi, serta membina komunikasi yang baik dengan tujuan agar informan
bersedia menjwab dengan jujur, objektif, kooperatif, dan memberikan informasi
sebanyak-banyaknya.
2. Tahap
pelaksanaan
Ketika akan memulai wawancara, peneliti
hendaknya menjelaskan identitas pribadi, maksud dan tujuan wawancara, serta
sifat wawancara (rahasia atau tidak).
3. Tahap
Pencatatan
Pencatatan
data wawancara dapat dilakukan melalui beberapa cara, yaitu :
a. Pencatatan
langsung pada saat wawancara.
b. Pencatatan
dengan ingatan.
c. Pencatatan
dengan alat perekam.
d. Pencatatan
dengan field rating.
e. Pencatatan
dengan field coding.
BAB
III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Etnografi,
diinjau secara harfiah, berarti tulisan atau laporan tentang suatu suku bangsa,
yang ditulis oleh seorang antropolog atas hasil penelitian lapangan ( field
work ) selama sekian bulan, ataau sekian tahun. Penelitian antropologis untuk
menghasilkan laporan tersebut begitu khas, sehingga kemudian istilah etnografi
juga digunakan untuk mengacu pada metode penelitian untuk menghasilkan laporan
tersebut.
Etnografi
merupakan pekerjaan mendeskripsikan suatu kebudayaan. Tujuan utama aktifitas
ini adalah memahami suatu pandangan hidup dari sudut pandang penduduk asli.
Sebagaimana dikemukakan oleh oleh Malinowski, tujuan etnografi adalah memahami
sudut pandang penduduk asli, hubungannya dengan kehidupan, untuk mendapatkan
pandangannya mengenai dunianya. Oleh karena itu, penelitian etnografi
melibatkan aktifitas belajar mengenai dunia yang orang yang telah belajar
melihat, mendengar, berpikir dan bertindak dengan cara-cara yang berbeda. Tidak
hanya mempelajari masyarakat, lebih dari itu, etnografi berarti belajar dari
masyarakat.
Etnografi
adalah suatu kebudayaan yang mempelajari kebudayaan lain. Etnografi merupkan
suatu bangunan pengetahuan yang meliputi teknik penelitian, teori etnografi,
dan berbagai macam deskripsi kebudayaan.
Selain
menggunakan metode observasi partisipasi dan wawancara, studi etnografi juga
dapat dilakukan melalui fieldwork sendiri dalam waktu yang cukup lama. Dalam
studi etnografi, istilah bagi orang yang diwawancarai oleh antropolog adalah
informan kerena fungsinya sebagai pemberi informasi mendalam (depth interview)
dalam pertanyaan terbuka.
Bahasa
memegang peran penting dalam pengalaman manusia. Dalam membuat etnografi,
bahasa menyusuan catatan lapangan kita dan masuk kedalam setiap alisis dan
wawasan . bahasa menyerap pertemuan kita dengan informan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar